Rabu, 24 Februari 2010

Solikhin Karyawan Alfamart


Beberapa waktu lalu, seorang teman kuliah saya curhat tentang keluh kesah berada di Kota Jakarta. Katanya,"Ah, kesal Ru! Jakarta bikin orang jadi paranoid". Saya yang mendegar itu senyum-senyum saja, tanda membenarkan ucapannya dan sedikit mau bilang, 'Baru tahu?" Tapi dalam hati.


Alasan dia bilang begitu karena serba salah jika mau membantu orang di Jakarta. Misalnya, seorang pengemis datang padanya. Biasanya dia berusaha untuk membantu dengan memberi sedikit dari sisa uang jajannya. Itu yang biasa dia lakukan saat di Yogyakarta. Tapi kalau di Jakarta, dia mikir berkali-kali untuk memberi, di dalam hati dia bilang, "Apa benar dia tidak mampu atau pemalas saja? atau jangan-jangan pengemis ini ingin berbuat jahat?" Akhirnya niat untuk memberi itu dibatalkannya. Toh, memang percuma kalau memberi jika tidak sepenuh hati atau sudah beprasangka negatif dulu. Paranoid!

Di lain waktu, ada rekan kerja saya, yang bercerita tentang keluarganya yang kecelakaan. Memang ada yang membantu dan menolong. Tapi setelah kejadian itu, saudara rekan saya itu baru sadar, kalau dompet dan ponselnya sudah hilang. Siapa lagi yang mengambil kalau bukan sang penolong itu?

Kejadian-kejadian tersebut semakin menambah suramnya kota Jakarta. Apakah semua orang di Jakarta sudah tidak ada lagi yang baik?

Untungnya tidak! Tulisan saya ini ingin berbicara tentang kebaikan yang masih tersisa di Jakarta, kebaikan tentang Solikhin, seorang karyawan Alfamart. Suatu hari, saya pulang selepas liputan malam. Sampai di kost sudah jam 3 pagi. Alhasil, pagar pintu kost sudah digembok. Karena memang aturannya sudah begitu. Dan kami semua anak kost tidak diberi kunci yang satu ini. Jika memang ada keperluan, kami harus terlebih dahulu memberi tahu Bapak kost agar tetap standby. Kali ini, saya lupa. Sebenarnya, mudah saja dengan locat pagar untuk masuk kost. Tapi bagaimana dengan motor saya? tidak mungkin saya taruh di depan kost yang langsung berhadapan dengan jalan raya. Akhirnya, saya berkesimpulan utk nitip di parkir RS/Mall/dll. Dan pulang dgn naik ojek ke kost, lalu loncat pagar.

Setelah putar-putar, ternyata semua lahan parkir Mall sudah ditutup, RS terlalu jauh letaknya dari kost. Selang hampir 45 menit berlalu, saya melihat sebuah toko Alfamart 24 jam buka. Tanpa pikir panjang, saya langsung berhenti dan menceritakan niat saya dan minta tlong untuk menitipkan motor saya di Alfamart tsb, nanti pagi, saya ambil kembali. Tanpa, banyak alasan, Solikhin langsung mengiyakan. Sampai di kost, masih ada rasa cemas. "Apakah peg Alfamart itu jujur ya? apakah motor saya aman?" Tapi, mau tidak mau, saya harus percaya! Kita lihat saja pagi harinya, apa yang terjadi.

Jam 9 pagi, saya datang ke toko Alfamart itu. Dan untungnya, motor saya masih ada dan utuh. "Ha.. lega!" Udara pagi itu serasa segar sekali, walau udaranya penuh dengan asap knalpot. Apa yang dilakukan Solkhin, kebaikannya, membuat hari saya jadi bersemangat. Dan menambah harapan, "Masih ada orang baik di Sin of City tercinta ini."

Terimakasih utk Solikhin karyawan Alfamart dan untuk semua orang yang seperti Solikhin..

Tidak ada komentar: